Langsung ke konten utama

高木由紀夫の日記 - Across the Sky



Hei, Sedang apa kamu sekarang? apakah wajahku muncul dalam ingatanmu walau sedikit saja?
(langjutkan klik judul)

***
Hari itu adalah pertama kalinya aku bertemu dengamu. Cahaya musim semi memperlihatkan betapa indahnya dirimu. Sebentar saja aku langsung tahu apa yang kurasakan saat itu. Di depan gerbang sekolah berwarna perak, kau berdiri, tersenyum halus. Saat itu, hanya ada dirimu yang memenuhi benakku. Dan, kuberanikan diri untuk menyapa.

Musim dingin tahun 20xx, semester ketiga di tahun kedua ini, tak kusangka hubungan kita semakin dekat. Begitu banyak halangan dan rintangan, tapi dengan kekuatan kita bersama, semua itu musnah dengan mudah.

Musim semi tahun 20xx, semester pertama di tahun ketiga. Akhir-akhir ini aku mulai menyadari sikapmu yang berbeda. Tidak seperti biasanya, kau yang selalu tersenyum lembut, ceria, dan bersemangat, perlahan-lahan mulai hilang. Tapi aku tetap berusaha menjagamu dan selalu ada di sampingmu.

Bulan Oktober, musim gugur, semua kecemasanku berubah nyata. Kabar buruk dan segala hal yang mengusik mulai masuk ke dalam hubungan kita. Kau terpaksa pergi dan berhenti sekolah demi menyembuhkan penyakit yang sudah lama bersarang di tubuh kecilmu. Walau aku tak tahu apa yang kau rasakan, tapi aku berusaha, berusaha agar tetap memahami perasaaanmu. Tak perlu takut, tak perlu merasa sakit, karena semua itu akan kutanggung. Untukmu aku akan menjadi kuat. 

Januari tahun 20xx, bulan yang terasa begitu dingin. Pikiranku kacau, semua berputar dalam kepalaku. Hanya satu yang kuharapkan, semua yang terbaik untukmu. Aku tak bisa membedakan mana yang nyata ataupun mimpi. Berbagai ingatan palsu kubuat, tapi keyataannya, kau tak ada di sini.

Musim semi di tahun terakhir di SMA. Aku mulai sadar, bahwa kita memang tidak ditakdirkan untuk terus bersama. Namun aku menghargai kenangan-kenangan yang tersisa. Bisa bertemu denganmu walau cuma sementara sudah merupakan anugerah yang besar buatku. Sampai saat ini pun aku belum bisa melupakan perasaan ini. 

***

Sambil menatap langit di seberang sana, Takagi Yukio, akan tetap mengingatmu.
Hei, Kaneko Chiharu, sedang apa kamu sekarang? apakah wajahku muncul dalam ingatanmu walau sedikit saja? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebelum Fajar

Di akhir perjalanan ini tersirat awal mula kita.  Laki-laki itu menuruni tangga jari-jarinya mulai gemetar menggenggam erat pegangannya. Ini akhirmu, bukan?  Di bawah menunggu ruang yang tercecap asing. Di bawah menunggu meja makan dan seekor cicak yang terkejut. Malam itu, seseorang terduduk sendiri di atas karpet beludru merah. Di luar, hujan deras mengepung, tidak membiarkannya keluar barang selangkah. Cangkir putih bercorak merah muda tergeletak di samping. Ia sudah menghabiskan beberapa jam menatap buku di genggamannya, sambil sesekali menyeruput cokelat hangat buatannya sendiri — yang sudah berubah dingin. Lagu-lagu klasik terdengar samar dari radio.  Ah, lagu apa itu?  Orang itu menerkanerka. Pendengarannya tidak sejelas dulu. Tidak menemukan petunjuk, ia kembali memfokuskan pikirannya pada buku itu.  Sampai mana tadi?